Translate

Jumat, 05 September 2014

A Little Thing of 5th Semester

Kuucapkan selamat datang semester 5. Aroma sibuk sudah tercium sejak hari pertama aku kembali ke daerah ini. Lalu seolah tugas bertambah. Tugas kuliah pastinya, dan tugas-tugas  lainnya diluar urusan kuliah. Sungguh semakin tinggi semester, dosen-dosennya pun semakin bervariasi. Jika sebelumnya tak ditemukan dosen killer atau apalah namanya, maka sekarang aku rasa beliau nyata. Pertemuan pertama dengan beliau, tak dipungkiri, rasa tegang sungguh terasa. Tak seperti biasanya. Gadget yang selalu berjejer dari meja ke meja kendati pun ada dosen di depan, kini semua berganti dengan buku Lehninger, binder dan pena. Suasana kelas mendadak hening. Bahkan untuk bergerak sedikit pun haruslah pelan supaya tak tercipta bunyi yang nantinya akan menganggu. Mata dan telinga harus benar-benar difungsikan. Tapi apalah daya, kuliah siang memang rentan terserang rasa kantuk meskipun sudah diantisipasi dengan minum capuccino sebelumnya. Selalu, hari senin makan siang pun terburu-buru. Takut kalau telat, beliau akan marah.

Duduk rapi dan hening seperti itu sungguh bertentangan dengan dosen yang satunya. Entahlah, rasanya sama menegangkan dengan dosen yang telah diceritakan sebelumnya. Apabila benar-benar diselidiki, mereka sungguh berbeda. Bahkan bagai air dan api. Cara berpikir dan mengajarnya. Dosen yang satu ini, -sebut saja Bapak X- sangat menuntut keaktifan dan inisiatif mahasiswanya. Sangat tidak menyukai sistem “robot” yang diterapkan seperti dosen tadi. Sayangnya, beliau selalu kesal karena mahasiswanya tak bisa seperti apa yang ia inginkan. Sadari bahwa mahasiswanya ini, termasuk aku adalah produk sistem “robot”. Mengerjakan sesuatu, tunggu ada perintah. Bapak X tak suka yang seperti itu. Simple namun sangatlah rumit. Apa yang Bapak X katakan maupun yang beliau perintahkan benar-benar susah untuk dipahami. Jujur saja, aku sering kebingungan memaknai setiap penjelasan beliau. Apakah itu denotatif atau bahkan konotatif? Susah dibedakan, susah ditebak maunya apa.

Menarik jika semua karakter dosen semester 5 aku jabarkan satu per satu. Namun yang benar-benar berhasil membuat tegang, hanya 2 dosen ini. Luar biasa. Tak akan terlupakan. Dunia kampus tak hanya seputar dosen, mahasiswa. Satu elemen penting yang sama pentingnya dengan tugas kuliah adalah amanah organisasi. Semester 5 adalah puncaknya sibuk organisasi. Jabatan-jabatan penting dalam organisasi ada di tangan mahasiswa semester 5. Bagi yang tak bisa biasa mengatur waktu, mungkin akan tumpang tindih dengan kuliah. Tekanan dari dalam diri untuk mampu menunaikan amanah, semakin kuat jika mengingat himpunan ini tak pernah mengadakan event besar sebelumnya. Event ini harus kami laksanakan, jika tidak kepengurusan angkatan dibawah kami yang akan merasakan efeknya.

Padatnya jadwal kuliah ditambah beban berat himpunan itu jadi pemanis di semester 5. Beruntungnya, selalu ada jalan untuk bisa melewatinya dengan cantik oleh 34 wanita hebat dan 2 bidadara yang masih bertahan. Aku harap semua bisa sesuai rencana. Kuliah berbanding lurus dengan organisasi. Seperti laju reaksi yang berbanding lurus terhadap perubahan konsentrasi.


#Chem