Translate

Minggu, 17 Mei 2015

Aktivis Sejati

Apa kabar? Engkau yang tak berkabar. Semoga engkau tetap beriman seperti katamu biasanya. Dirimu sibuk dengan duniamu. Suatu kebanggaan bisa mengenalmu. Aku yang hanya seorang anak akademis, katamu. Semoga kesehatan dan kebahagiaan selalu ada padamu. Lelah? Aku tahu. Hari ini mungkin sangat penting bagimu. Mestilah tidurmu tak nyenyak semalam. Resah. Menantikan esok yang sangat berarti demi kemaslahatan orang lain.

Bagai bumi langit. Kita berbeda untuk hal satu ini. Kuliah, utama buatku. Organisasi hampir aku tak punya kecuali himpunan prodi dan kedaerahan. Itupun bisa dibilang sudah tak begitu aktif lagi. Engkau yang makin menggebu, makin jarang kulihat. Lalu hari ini, sebuah gebrakan besar telah dibuat mahasiswa di Universitas tempatku sekarang ini. Aku salah satu mahasiswa yang apatis. Saat beribu mahasiswa ikut turun ke jalan menyuarakan perbaikan jalan, kami sibuk ujian tengah semester.

Ada rasa menyesal tak ikut. Bukan untuk "gaya-gayaan" ikut aksi tapi benar ingin dari hati. Ah tapi, sudah lewat. Gedung DPRD mendadak menguning oleh lautan mahasiswa. Lalu di semua media sosial sibuk membicarakan aksi ini. Masya Allah, satu lagi yang membuat haru. Saat melihat berita, mahasiswa melakukan shalat dzuhur berjamaah di depan Gedung DPRD. Tanpa air untuk wudhu, mereka tayamum. Dan engkau salah satu diantara beribu mahasiswa lainnya. Sebuah kepuasan dalam dirimu melihat gebrakan begitu hebat telah tercipta hari ini dan kau bagian darinya.

Membayangkanmu di tengah aksi, pastilah dilakukan secara total. Sebuah foto yang kulihat di sebuah media sosial, membuktikan spekulasiku. Engkau dengan heroiknya menyuarakan aksi. Sampai-sampai pujian "luar biasa" dari sang pengunggah mengiringi caption di fotomu itu. Engkau memang aktivis sejati. Hatimu resah tiap kali ada yang salah di negeri ini. Relasimu berkembang hingga ke pelosok Indonesia. Luar biasa. 



Sumber gambar: BEM_KMUnsri
Aksi #SaveJalanPLGLayo, 25 Maret 2015