Apa kabar? Engkau yang tak berkabar. Semoga engkau tetap beriman seperti
katamu biasanya. Dirimu sibuk dengan duniamu. Suatu kebanggaan bisa mengenalmu. Aku yang hanya seorang anak akademis, katamu. Semoga kesehatan dan
kebahagiaan selalu ada padamu. Lelah? Aku tahu. Hari ini mungkin sangat penting
bagimu. Mestilah tidurmu tak nyenyak semalam. Resah. Menantikan esok yang
sangat berarti demi kemaslahatan orang lain.
Bagai bumi langit. Kita berbeda untuk hal satu ini. Kuliah, utama buatku.
Organisasi hampir aku tak punya kecuali himpunan prodi dan kedaerahan. Itupun
bisa dibilang sudah tak begitu aktif lagi. Engkau yang makin menggebu, makin
jarang kulihat. Lalu hari ini, sebuah gebrakan besar telah dibuat mahasiswa di
Universitas tempatku sekarang ini. Aku salah satu mahasiswa yang apatis. Saat beribu mahasiswa
ikut turun ke jalan menyuarakan perbaikan jalan, kami sibuk ujian tengah
semester.
Ada rasa menyesal tak ikut. Bukan untuk "gaya-gayaan" ikut aksi
tapi benar ingin dari hati. Ah tapi, sudah lewat. Gedung DPRD mendadak
menguning oleh lautan mahasiswa. Lalu di semua media sosial sibuk membicarakan
aksi ini. Masya Allah, satu lagi yang membuat haru. Saat melihat berita,
mahasiswa melakukan shalat dzuhur berjamaah di depan Gedung DPRD. Tanpa
air untuk wudhu, mereka tayamum. Dan engkau salah satu diantara beribu mahasiswa lainnya. Sebuah
kepuasan dalam dirimu melihat gebrakan begitu hebat telah tercipta hari ini dan
kau bagian darinya.
Membayangkanmu di tengah aksi, pastilah dilakukan secara total. Sebuah
foto yang kulihat di sebuah media sosial, membuktikan spekulasiku. Engkau
dengan heroiknya menyuarakan aksi. Sampai-sampai pujian "luar biasa"
dari sang pengunggah mengiringi caption
di fotomu itu. Engkau memang aktivis sejati. Hatimu resah tiap kali ada yang
salah di negeri ini. Relasimu berkembang hingga ke pelosok Indonesia. Luar
biasa.
Sumber gambar: BEM_KMUnsri
Aksi #SaveJalanPLGLayo, 25 Maret 2015