Translate

Senin, 06 November 2017

Mantan yang Masih Cinta

Aku hanya ingin mengenangnya malam ini. Akan kusampaikan sebuah rindu pada argon di udara. Untukmu, yang terlalu sering menemaniku suka dan duka. Dari cerita paling indah hingga cerita paling nestapa. Ketika kita saling menunggu di ruang baca, depan prodi, mushollah, atau dekanat. Ah ini tempat favorit, dekanat! Tempat paling nyaman ketika mendapat tempat duduk dan dekat "colokan" pula. Tempat paling diburu mahasiswa yang minim paket data internet. Tak jarang pula menjadi tempat bertemunya empat mata yang mulai mengisyaratkan cinta.

Masih ingatkah engkau? Ketika tiba waktunya makan siang. Mau makan di kantin mana? Mau makan apa? Baiklah, kita banyak pilihan tempat dan makanan. Hmm.. Selera mungkin tak sama, tapi tak ada yang memungkiri nikmatnya batagor fisip, mie ayam bakso kantin reyhan, mie ayam bakso kantin ekonomi, pindang tulang kantin cindy, dan teh manis gratisnya kantin ibu tengah tiap jumat.

Lalu, kendaraan apakah yang paling sering kau gunakan menuju kampus? Angkot kuning primadona, mulai dari harga Rp. 1.000, naik menjadi Rp. 2.000 sampai Rp. 3.000 untuk area kampus. Kita mempunyai beberapa lokasi kampus yang jaraknya mencapai 32 KM. Angkot kuning tak bisa mencapainya. Transportasi favorit adalah TM alias TransMusi. Harga murah, nyaman pula. Khusus untuk mahasiswa yang kantongnya selalu bolong. Pilihan lain dengan menggunakan bus kuning, harga pasti lebih murah dari TM. Ya, ada tapinya. Untuk kenyamanan, transportasi ini kurang. Ada satu hal yang menjadi ciri khas saat akan menaiki bus kuning, yakni "kenek" bus tersebut menyebut semua penumpang dengan sebutan, "mer". Entah dari mana asalnya. Atau bisa menggunakan bus "kaleng" untuk umum. Disini rawan copet, tempatnya tak nyaman, namun paling diminati warga.

Di akhir masa-masa perjuangan, masih ingatkah tempat favorit kita? Ruang baca >> Perpustakaan pusat >> Ruang jurnal dan skripsi >> "ngeper" di depan ruang prodi sambil cerita ini itu ahh rindunya. Tak jarang dimarahi dosen prodi lain karena banyaknya mahasiswa yang duduk menghalangi jalan. Tempatnya menggalau ria karena di PHP dosen. Tempatnya dapat ilmu baru dari kakak tingkat maupun dari teman yang sudah lebih dulu mengerjakan skripsi. Tempatnya berbahagia setelah mendapat tulisan ACC di draft skripsi. Tempatnya internetan gratis, itu yang membuat selalu betah disana.

Kampusku, sekarang sudah beda. Semua serba baru tapi aku belum bisa mengunjunginya lagi. Entah suatu saat, ketika waktuku ada di sana, penghuninya sudah tak ada yang mengenalku. Bagai orang asing di tempat lama. Tanpa kalian yang selalu menemani, sungguh kampus tercinta terasa hampa.
Aku hanyalah alumnus, kini. Namun cinta pada almamater, tak akan pernah luntur. Seperti mantan tapi masih cinta.