Kita bertemu karena memang sudah jalannya untuk bertemu. Seperti pepatah, ada pertemuan ada perpisahan. Kutemukan banyak kesamaan. Didekatmu ku nyaman. Dari segi selera kita hampir sama. Dirimu yg terbuka dan ceria meski agak sedikit jutek, membuatku merasa senang menjadi temanmu. Lalu bagai sepenggal lirik lagu, mengapa ada pertemuan jika akhirnya harus berpisah. Kau memang masih di depanku. Kita masih saling bertemu. Namun entahlah, jarak kita begitu jauh. Bahkan untuk menjangkau tanganmu sulit rasanya. Meskipun kita selalu mencoba memperpendek jarak itu. Melihatmu, aku sedih. Betapa menyedihkannya nasib pertemanan ini.
"Jangan kangen", katamu. Bagaimana aku bisa tak kangen? Lalu aku seolah tak peduli, karena sakit bila harus melihatmu. Namun tahukah engkau teman? aku masih temanmu. Apalagi nyatanya kini, engkau memilih teman lain untuk jadi teman dekatmu. Entah apa ini rasanya, aku cemburu. Mungkin lebih dari rasa sakit seorang mantan kekasih yang masih cinta melihatnya pergi dengan kekasih baru. Sakiiiit, sakiiit, sakitnya tuh disini! *ehh* Maafkanlah aku yang pencemburu ini.
Sungguh dada serasa sesak, melihat semua hal yang kau lakukan. Aku tak berhenti mengamatimu. Tapi aku bahagia, nampaknya kau bahagia dengan teman-teman barumu. Mungkin kau merasa lebih dipedulikan. Mungkin kau merasa lebih klop dengan mereka. Tak apa, aku ikut senang. Setidaknya, aku temanmu dulu. Meski saat ini pun, aku masih temanmu. Teman yang "jaraknya" jauh. Tiba saat kita benar-benar harus berpisah, mungkin aku masih tak mampu katakan. Aku kangen!
"Jangan kangen", katamu. Bagaimana aku bisa tak kangen? Lalu aku seolah tak peduli, karena sakit bila harus melihatmu. Namun tahukah engkau teman? aku masih temanmu. Apalagi nyatanya kini, engkau memilih teman lain untuk jadi teman dekatmu. Entah apa ini rasanya, aku cemburu. Mungkin lebih dari rasa sakit seorang mantan kekasih yang masih cinta melihatnya pergi dengan kekasih baru. Sakiiiit, sakiiit, sakitnya tuh disini! *ehh* Maafkanlah aku yang pencemburu ini.
Sungguh dada serasa sesak, melihat semua hal yang kau lakukan. Aku tak berhenti mengamatimu. Tapi aku bahagia, nampaknya kau bahagia dengan teman-teman barumu. Mungkin kau merasa lebih dipedulikan. Mungkin kau merasa lebih klop dengan mereka. Tak apa, aku ikut senang. Setidaknya, aku temanmu dulu. Meski saat ini pun, aku masih temanmu. Teman yang "jaraknya" jauh. Tiba saat kita benar-benar harus berpisah, mungkin aku masih tak mampu katakan. Aku kangen!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, kami segan.