Satu hal yang kusuka dari musim wisuda selain banyak bunga cantik yang dijual hanya di musim wisuda seperti sekarang ini, yaitu atmosfer kebahagiaan dimana-mana. Yang paling berbahagia, ya yang sedang wisuda. Seolah jadi tokoh utama. Keluarga datang, teman datang, sahabat datang, adik-adik tingkat datang memberi dukungan dan selamat. Jadi orang paling cantik, paling ganteng. Kebaya-kebaya indah membalut tubuhnya. Jas, dasi, dan sepatu kulit nampak mempergagah yang memakainya. Seolah lega, karena sudah menunaikan amanah orang tua. Susahnya bukan main, untuk mendapat toga dan medali biru. Akhirnyaaaa... Aah, aku suka suasana ini.
Lalu, di sudut pandang lain.. Aku dan semua yang masih berjuang ini, berharap di sana. "Semoga cepet nyusul". Nyusul wisuda pastinya. Berapa kali aku menghadiri wisuda, baru tadi merasa sedih. Sadar bahwa kakak tingkat yang dulunya sering main harus menempuh hidup barunya dengan gelar S.Pd. Tak bisa kutemui mereka di kampus lagi. Bahagia pastinya, karena kali ini prodi kami banyak yang diwisuda. Tak seperti biasanya. Kakak-kakak yang sering kami "olok-oloki", mbak-mbak yang sering memotivasi. Aku akan merindukan kalian. Rasanya baru kemarin kita bertemu, hari ini kalian sudah diwisuda.
Kak Susi, kakak tingkat yang pembimbing akademiknya sama denganku. Selamat kak, akhirnya bisa menakhlukkan bapak kita itu. Yang akan selalu kuingat kak, pesanmu tadi siang. "Semangat yo, takhlukkan Pak Andi!" Bukan berlebihan bagi kami, sungguh berurusan dengan bapak memang agak susah. Mahasiswanya tahu betul karakter bapak, apalagi anak PA nya macam kami ini. Aku gentar selama ini. Namun sungguh terenyuh. Kak susi bisa, kenapa aku tidak?
Tahun depan, inshaa Allah. Aku akan mengenakan kebaya dengan tatanan jilbab cantik. Maju ke podium dengan mengenakan selempang bertuliskan "DENGAN PUJIAN" Aamiin. Aku akan menakhlukkan dunia. 2016, namaku sudah ada tambahan S.Pd. di belakangnya. Tunai sudah satu kewajibanku terhadap negara, universitas dan orang tuaku. Mereka sponsor luar biasa di hidupku.
Tak muluk-muluk kan? Impian seorang aku ini. Satu lagi, terlintas dipikiranku saat berada di tengah ramainya penjual bunga. Adakah mereka yang akan memberiku bunga sembari mengucapkan selamat? We'll see..
Lalu, di sudut pandang lain.. Aku dan semua yang masih berjuang ini, berharap di sana. "Semoga cepet nyusul". Nyusul wisuda pastinya. Berapa kali aku menghadiri wisuda, baru tadi merasa sedih. Sadar bahwa kakak tingkat yang dulunya sering main harus menempuh hidup barunya dengan gelar S.Pd. Tak bisa kutemui mereka di kampus lagi. Bahagia pastinya, karena kali ini prodi kami banyak yang diwisuda. Tak seperti biasanya. Kakak-kakak yang sering kami "olok-oloki", mbak-mbak yang sering memotivasi. Aku akan merindukan kalian. Rasanya baru kemarin kita bertemu, hari ini kalian sudah diwisuda.
Kak Susi, kakak tingkat yang pembimbing akademiknya sama denganku. Selamat kak, akhirnya bisa menakhlukkan bapak kita itu. Yang akan selalu kuingat kak, pesanmu tadi siang. "Semangat yo, takhlukkan Pak Andi!" Bukan berlebihan bagi kami, sungguh berurusan dengan bapak memang agak susah. Mahasiswanya tahu betul karakter bapak, apalagi anak PA nya macam kami ini. Aku gentar selama ini. Namun sungguh terenyuh. Kak susi bisa, kenapa aku tidak?
Tahun depan, inshaa Allah. Aku akan mengenakan kebaya dengan tatanan jilbab cantik. Maju ke podium dengan mengenakan selempang bertuliskan "DENGAN PUJIAN" Aamiin. Aku akan menakhlukkan dunia. 2016, namaku sudah ada tambahan S.Pd. di belakangnya. Tunai sudah satu kewajibanku terhadap negara, universitas dan orang tuaku. Mereka sponsor luar biasa di hidupku.
Tak muluk-muluk kan? Impian seorang aku ini. Satu lagi, terlintas dipikiranku saat berada di tengah ramainya penjual bunga. Adakah mereka yang akan memberiku bunga sembari mengucapkan selamat? We'll see..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, kami segan.