Translate

Rabu, 23 November 2016

Seumur Hidup, Ahh.. Seumur Jagung

Berhubungan dengan sesama manusia itu memang merepotkan. Kita yang bertemu dari sebuah instansi yang sama, nyatanya tak sebegitu dekat. Tapi kau mulai mendekatiku dengan cara berorasi mengutarakan visi misi hidupmu bersamaku. Aku bisa apa? Sebagai seorang wanita kesepian, sungguh itu hal yang sangat menghibur hati. Beberapa kali, mengabaikan perkatanmu itu jurusku. Tibalah suatu ketika, benar saja kau bilang mau berkomitmen denganku. Aku tak begitu yakin dengan pilihanku, dan aku memilih untuk tetap menjaga ucapanku.
Lalu, kau yakinkan lagi hati ini melalui orasimu. Aku hanya bisa mengajukan 13 pertanyaan. Kau berhasil menyelesaikan 12 nya, meski jawaban itu tak membuatku terkesan sedikitpun. Terlalu biasa, tidak spesifik. Tapi aku menghargai usahamu. Aku sungguh tak bisa menolak, langsung kujawab "iya".
Sebulan berlalu, masih manis rasanya. Bulan kedua pun demikian. Bulan ketiga, kau mulai sering menghilang. Aku sudah memperingatkanmu. Lalu bulan keempat kita berjarak sangat jauh. Komunikasi tak intens lagi. Meski aku tahu, kau sedang aktif di internet bahkan rela membuat status untuk wanita lain dengan emotikon yang tak biasa. Aku tetap diam.
Satu, dua bulan berikutnya kita semakin jauh walau ada di kota yang sama. Ketika bertemu, aku tak sanggup melihat wajahmu. Sungguh. Bukannya marah, entah perasaan apa yang ada dalam hatiku ketika bertemu denganmu yang membuat aku pergi berlalu meninggalkanmu. Kau juga! Tak berinisiatif menyapaku, sekedar bertanya "mau kemana?" . Apalagi mengejarku. Lelaki macam apa itu? Sebentar, hubungan macam apa ini?
Tadi pagi, kabar mengejutkan dari salah satu sahabatku yang melihatmu sedang makan berdua dengan seorang wanita. Aku tak ingin berburuk sangka. Dan benar saja, status yang dibuatnya beberapa kali sudah kutemukan buktinya. Dia bermain nakal dibelakangku. Tak kusangka. Ternyata dirimu bisa menyakitkan hati. Aku mungkin tak terlalu mencintaimu, ya sebenarnya hanya ada rasa iba. Tapi caramu memperlakukan seorang wanita sungguhlah kejam. Tak apa. Terima kasih, kau membuatku semakin kuat.
Seumur jagung. Ya, hubungan yang singkat ini hanya seumur tanaman jagung. Masih teringat katamu yang ingin seumur hidup denganku. Aku sudah tak tahan dengan ini. Tapi untuk melepaskannya sangat sulit untuk memulainya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, kami segan.