Translate

Minggu, 08 Februari 2015

IODIN


LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I
IODIN



 







    
Nama                         :  Ina Ayu Nengtyas                         
NIM                            :  06121010013  
Kelompok                  :  4 (Empat)
Dosen Pembimbing   : Drs. M. Hadeli L., M.Si


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
PERCOBAAN 7

I.          Judul Percobaan              : Iodin
II.          Tanggal Percobaan          : 04 November 2014
III.          Tujuan                               :
1.      Tujuan Umum            
            Mahasiswa memahami reaksi karakteristik iodine
2.      Tujuan Khusus         
Dalam melakukan kegiatan laboratories, mahasiswa mampu :
a.       Menjelaskan interaksi iodine terhadap berbagai kepolaran pelarut
b.      Mengidentifikasi sifat redoks terhadap berbagai kation ( Fe3+, Cu2+, dan Hg2+ )

IV.          Dasar Teori                       :
Iodin merupakan salah satu anggota halogen yang berupa padatan pada temperatur kamar  hingga untuk keperluan percobaan mudah ditangani. Iodin mempunyai karakteristik antara lain sifat polaritas yang signifikan dalam golongannya hingga kelarutannya dalam pelarut dengan berbagai tingkat kepolaran dapat di identifikasi. Sifat lain yang sangat dramatik yaitu interaksinya dengan amilum menghasilkan warna biru dan ini merupakan indikator untuk membedakan dengan ionnya iodida ; dengan demikian sifat sebagai oksidator dalam sistem I2 – I- sangat informatif dalam proses redoks. Karakteristik lain yang berbeda dari golongannya yaitu kemampuannya membentuk senyawa komplek sebagai ion I3- ( I2 dalam I- ).
Iodin terdapat di air laut hanya sampai kadar 6.10-7 %, tetapi senyawa ini terkonsentrasi dalam spesies rumput laut tertentu, dimana abunya dapat dijadikan sebagai sumber iodin yang layak untuk diperjualbelikan. Iodin terkandung dalam hormon pengatur pertumbuhan tiroksin, yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Kebanyakan garam dapur yang dijual mengandung 0,01 %. NaI tambahan untuk mencegah penyakit gondong, yaitu pembengkakan kelenjar tiroid. Perak iodida digunakan dalam film fotografik berkecepatan tinggi.
Sifat-sifat Iodin
Iod adalah padatan berkilauan berwarna hitam kebiru-biruan, menguap pada suhu kamar menjadi gas ungu biru dengan bau menyengat. Iod membentuk senyawa dengan banyak unsur, tapi tidak sereaktif halogen lainnya, yang kemudian menggeser iodida. Iod menunjukkan sifat-sifat menyerupai logam. Iod mudah larut dalam kloroform, karbon tetraklorida, atau karbon disulfida yang kemudian membentuk larutan berwarna ungu yang indah. Iod hanya sedikit larut dalam air.
Keelektronegatifan halogen (terkecuali iodin) yang lebih besar dari keelektronegatifan atom karbon berarti bahwa pasangan elektron dalam ikatan karbon-halogen akan tertarik ke ujung halogen, sehingga membuat halogen sedikit bermuatan negatif (-) dan atom karbon sedikit bermuatan positif (+) kecuali untuk ikatan karbon-iodin.
Walaupun ikatan karbon-iodin tidak memiliki dipol permanen, ikatan ini sangat mudah dipolarisasi oleh apapun yang mendekatinya. Coba anda bayangkan sebuah ion negatif yang mendekati ikatan ini dari sisi yang berjauhan dengan ujung atom karbon.
Kegunaan
Senyawa iod sangat penting dalam kimia organik dan sangat berguna dalam dunia pengobatan. Iodida dan tiroksin yang mengandung iod, digunakan sebagai obat, dan sebagai larutan KI dan iod dalam alkohol digunakan sebagai pembalut luar. Kalium iodida juga digunakan dalam fotografi. Warna biru tua dengan larutan kanji merupakan karakteristik unsur bebas iod. Kegunaan lain iodin adalah sebagai obat antiseptik, mengidentifikasi amilum, kalium Iodat (KIO3) ditambahkan pada garam dapur, iodoform (CHI3) merupakan zat organik, perak Iodida (AgI) digunakan dalam film fotografi.

V.          Alat dan Bahan                :
a.       Tabung uji (reaksi)
b.      Kristal Iodin ( I2 )
c.       Larutan I2 dalam KI
d.      Diklorometana
e.       Air
f.       Larutan Cu(NO3)2  0,1 M
g.      Larutan KI  1 M
h.      Etanol  (95 %)
i.        Larutan Amilum / kanji
j.        Kloroform
k.      Larutan Fe(NO3)3  0,1 M
l.        HgCl
VI.          Prosedur                            :
1.        Tambahkan air (~ 2 mL) kedalam tabung uji reaksi yang berisi sebuah kristal (kecil) iodine, kocok dan catat hasil amatan anda.
2.        Tambahkan larutan KI, 1 M, (~2 mL) ke dalam tabung uji reaksi yang berisi sebuah kristal (kecil) iodine, kocok dan catat hasil amatan anda.
3.        Tambahkan etanol (~ 2 mL) kedalam tabung uji reaksi yang berisis sebuah kristal (kecil) iodine, kocok dan catat hasil amatan anda.
4.        Tambahkan kloroform (~ 2 mL) ke dalam tabung uji reaksi yang berisi sebuah kristal (kecil) iodine, kocok dan catat hasil amatan Anda.
5.        Tambahkan diklorometana ( ~ 2 mL) ke dalam tabung uji reaksi yang berisi sebuah kristal (kecil) iodine, kocok dan catat hasil amatan Anda.
6.        Tambahkan diklorometana (~ 2 mL) ke dalam tabung uji reaksi yang berisi larutan I2- (I2 dalam I-) (~ 0,5 mL), kocok dan catat hasil Amatan Anda.
7.        Tambahkan kloroform (~ 2 mL) ke dalam tabung uji reaksi yang berisi larutan I2- (I2 dalam I-) (~0,5 mL ), kocok dan catat hasil amatan Anda.
8.        Ke dalam tabung uji reaksi yang berisi larutan I2- (I2 dalam I- ) (~ 0,5 mL) tambahkan air (~ 2 mL) kemudian beberapa tetes larutan kanji (amilum) dan catat hasil amatan Anda.
9.        Ke dalam tabung uji reaksi berisi larutan 0,1 M Fe(NO3)3  (~ 1 mL) tambahkan tetes demi tetes larutan KI (1 M) hingga ~ 5 tetes, catat hasil amatan Anda.
10.    Uji salah satu hasil reaksi kegiatan (9) diatas.
11.    Ke dalam tabung uji reaksi berisi larutan 0,1 M Cu(NO3)2  (~ 1 mL) tambahkan tetes demi tetes larutan KI ( 1 M ) hingga tidak lagi terjadi endapan (~ 5 tetes), catat hasil amatan Anda.
12.    Ke dalam tabung uji reaksi yang berisi larutan HgCl2 (0,1 M, ~ 1 mL) tambahkan tetes demi tetes larutan KI ( 1 M ) hingga endapan yang terjadi larutan kembali (>; mL), catat hasil amatan Anda.

VII.          Hasil Pengamatan             :
NO
PERLAKUAN
HASIL PENGAMATAN
1
Kristal iodine + 2 mL air
Kristal iodin ditambahkan  H2O (air)
     (coklat)                         (tidak berwarna)
à Setelah direaksi maka akan terbentuk larutan berwarna orange muda
2
Kristal iodine + 2 mL KI (1M)
Kristal iodin ditambahkan KI (1M)
     (coklat)                ( tidak berwarna)
à Setelah direaksikan maka akan terbentuk larutan berwarna merah kecoklatan
3
Kristal iodin + 2 mL Etanol (95 %)
Kristal iodin ditambahkan Etanol ( 95 %)
     (coklat)                ( tidak berwarna)
à Setelah direaksikan maka akan terbentuk larutan berwarna coklat kemerahan
4.
Kristal iodin + 2 mL Kloroform
Kristal iodin ditambahkan Kloroform
     (coklat)                ( tidak berwarna)
à Setelah direaksikan maka akan terbentuk larutan yang berwarna ungu tua.
5.
Kristal iodin + 2 mL Diklorometana
Kristal iodin ditambahkan diklorometana
     (coklat)                ( tidak berwarna)
à Setelah direaksikan maka akan terbentuk dua lapisan. Lapisan atas berwarna kuning dan lapisan bawah berwarna merah muda
6. 
0,5 mL I2 dalam KI + 2 mL Diklorometana
I2 dalam KI ditambahkan Diklorometaana
     (coklat)                        ( tidak berwarna)
à setelah direaksikan maka pada larutan akan terbentuk larutan berwarna ungu tua
7
0,5 mL I2 dalam KI + 2 mL Kloroform
I2 dalam KI ditambahkan kloroform
     (coklat)                ( tidak berwarna)
à Setelah direaksikan maka akan terbentuk dua lapisan. Lapisan atas berwarna kuning dan lapisan bawah berwarna merah muda
8.
0,5 mL I2 dalam KI + 2 mL air + beberapa tetes amilum
0,5 mL I2 dalam KI ditambahkan 2 mL air lalu
          (coklat )                            (tidak berwarna)
 ditambahkan kembali dengan  1 tetes amilum
                                                     (putih keruh)
à setelah direaksikan maka pada larutan akan terbentuk larutan berwarna kuning
9.
2 mL Fe(NO3)3 (0,1 M) + 5 tetes KI
2 mL Fe(NO3)3 ditambahkan 5 tetes KI
     (oranye)                         (tidak berwarna)
à setelah direaksikan maka pada larutan akan terbentuk larutan berwarna orange
10
TIDAK DILAKUKAN
-
11.
0,5 mL I2 dalam KI + 2 mL air + beberapa tetes amilum tetes KI (I M) + Cu(NO3)2  + KI
Ke dalam larutan hasil reaksi no. 8 ditambahkan 1 mL Cu(NO3)2  dan  5 tetes KI
     (biru)                                (tidak berwarna)
à setelah direaksikan tidak terjadi perubahan pada larutan, akan tetapi warna kuning agak memudar.
12
Kristal iodin + 2 mL Diklorometana + 1 mL HgCl2 (0,1 M) +  beberapa tetes KI (I M)
Ke dalam larutan hasil reaksi no. 5 ditambahkan 1 mL HgCl2 dan tetes demi tetes KI
(tidak berwarna)                           (tidak berwarna)
à Setelah direaksikan larutan membentuk 3 lapisan. Lapisan atas berwarna ungu, lapisan tengah berwarna orange muda dan lapisan bawah berwarna ungu tua.

VIII.          Persamaan Reaksi            :
1)       H2O + I2(s)            
2)       KI(aq) + I2(s)                                                         K+ (aq) + I3-(aq)
3)       C2H5OH(aq) + 1 1/2 I2(s)                                  C2H4I(aq) + I2(g) + H2O(l)
4)       CHCl3(aq) + 3KI(aq)                                  CHI3(aq) + 3KCl(aq)
5)       CH2Cl2(aq)  + 2KI(aq)                               2KCl(aq) + CH2I2(aq)
6)       Fe(NO3)3(aq) + 3KI(aq)                            3KNO3(aq) + FeI3(aq)
7)       2Cu(NO3)2(aq) + 4KI(aq)                         4KNO3(aq) + 2CuI(s) + I2(g)
8)       HgCl2(aq) + 2KI(aq)                                 HgI2(aq) + 2KCl(aq)
IX.          Pembahasan                     
Percobaan kali ini mengeni iodin. Bahan yang digunakan adalah kristal iodin, larutan I2 dalam KI, diklorometana, kloroform, Cu(NO3), Fe(NO3)3, HgCl2 dan etanol. Pada percobaan ini kristal iodin direaksikan masing-masing dengan air, KI, etanol, diklorometana dan kloroform. Selanjutnya larutan I3- ( I2 dalam I- ) direaksikan dengan diklorometana, kloroform, amilum dan Fe(NO3)3.
Pada perlakuan pertama dengan menggunakan air sebagai pelarut, dimana pada penambahan antara air dan kristal iodin maka kristal larut dan larutan menjadi berwarna orange muda. Secara teori iodin larutan sangat sedikit didalam air, sehingga dianggap tidak dapat melarut di dalam air. Pada perlakuan kedua dengan penambahan KI sebagai pelarut , maka semua kristal larut dan larutan menjadi merah kecoklatan. Perlakuan ketiga dengan mereaksikan kristal iodin dengan pelarut etanol 95 % yang menyebabkan larutan berwarna coklat kemerahan.
Pelakuan keempat kristal iodin direaksikan dengan kloroform akan menghasilkan larutan berwarna ungu tua. Perlakuan kelima dengan mereaksikan kristal iodin ke dalam pelarut dikrolometana yang membentuk dua lapisan, lapisan atas berwarna kuning dan lapisan bawah berwarna merah muda. Untuk perlakuan keenam kristal iodin direaksikan dengan diklorometana menghasilkan larutan berwarna ungu tua. Perlakuan ketujuh digunakan larutan I2 dalam KI yang direaksikan dengan kloroform maka terbentuk dua lapisan yakni lapisan atas berwarna kuning sedangkan lapisan bawah berwarna merah muda.
Perlakuan kedelapan dengan mereaksikan larutan I2 dalam KI dengan air dan beberapa tetes amilum sehingga larutan berwarna kuning padahal seharusnya berwarna biru yang menandakan adanya interaksi iodin dengan amilum. Pada perlakuan kesembilan, larutan Fe(NO3)3 yang ditambahkan beberapa tetes larutan KI sehingga larutan menjadi berwarna orange. Hal ini dipengaruhi karena adanya interaksi antara iodin dengan besi.
Perlakuan kesepuluh tidak dilakukan, karena pada perlakuan ini hanya untuk membuktikan perlakuan kesembilan. Selanjutnya pada perlakuan kesebelas, dimana pada perlakuan ini hasil larutan perlakuan kedelapan direaksikan kembali dengan Cu(NO3)2 dan tetes demi tetes larutan KI, akan tetapi tidak terjadi perubahan warna hanya saja warna yang awalnya kuning sedikit memudar. Pada perlakuan kedua belas, hasil lerutan pada perlakuan kelima direaksikan dengan HgCl2 dan tetes demi tetes KI, sehingga larutan berubah membentuk tiga lapisan. Lapisan atas berwarna ungu, lapisan tengah berwarna orange muda dan lapisan bawah berwarna ungu tua.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, identifikasi iodin ini berdasarkan kepolarannya. Kristal iodin akan melarut dengan pelarut yang kepolarannya sama dengan dirinya. Iodin sendiri diketahui memiliki kepolaran yang sangat rendah sehingga dapat melarut sedikit pada pelarut nonpolar seperti kloroform. Adanya lapisan yang terbentuk pada hasil reaksi tersebut terjadi karena perbedaan kepolaran antara polar dengan nonpolar. Selain itu bisa juga dengan mengidentifikasi reaksi redoks dengan biloks bahwa semakin tinggi bilangan oksidasi suatu unsur maka warna yang ditimbulkan akan semakin pekat.

X.          Kesimpulan                      
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, diantaranya sebagai berikut:
1.        Kristal iodin dapat larut sebagian dalam pelarut nonpolar karena kepolaran iodin sangat rendah.
2.        Kristal iodin hanya sedikit larut dalam air.
3.        Penggunaan larutan I2 dalam KI digunakan sebagai pengganti kristal iodin, untuk memudahkan terjadinya reaksi.
4.        Senyawa iodin dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya amilum.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Yodium. (online) (http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/yodium/) Diakses 10 November 2014.
Zulaiha, Zila. 2011. Laporan Praktikum Kimia Anorganik. (online) (http://zilazulaiha.blogspot.com/2011/10/laporan-praktikum-kimia-anorganik_29.html) Diakses 10 November 2014.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, kami segan.