Translate

Selasa, 30 Desember 2014

Telenovela, Drama Korea?

Ceritanya nih lagi liburan semester gak ada kerjaan. Nostalgia masa kecil enak kali ya? Masa kecil itu emang paling membahagiakan. Masa-masa saat masalah yang ada hanyalah PR. Di jaman-jaman SD sekitar tahun 2000-2001, pokoknya awal tahun 2000-an lah ya... telenovela itu sering menghiasi layar kaca Indonesia. Mama aja suka banget nonton telenovela di TV. Karena sering di rumah, ya sering juga ikut mama nonton telenovela. Sedikit banyak tau lah ceritanya. Tapi banyakan lupanya, maklum saat itu aku masih sekitar 6 tahunan. Tapi pas browsing lagi, lihat videonya di you tube, akhirnya ingat juga. Mama emang nge-fans banget sama pemain-pemain di telenovela itu, apalagi kalo pemeran utamanya ganteng. Biasalah ya, ibu-ibu haha. Saking cintanya sama telenovela, adik laki-laki aku (anak ketiga mama) dikasih nama Raymond. Diambil dari pemeran utama telenovela yang judulnya sampe sekarang belum ditemukan. Kata mama sih namanya Raymondo, dimodifikasi dikit jadi Raymond. Pasangannya atau pemeran utama wanita di telenovela itu namanya Gaby. Konon katanya, si Raymondo itu ganteng bingits. Sayaaang, mama lupa judulnya apa tu telenovela. Ya, mungkin ada yang hidup di jaman itu jadi tau telenovela itu judulnya apa? Hehe.

Selain kisah Raymondo dan Gaby yang belum jelas judul telenovelanya itu, seingatku ada telenovela lain yang sempat kunikmati pada masanya, Carita de Angel, Amigos X Siempre, Maria Bellen, Bety La vea, Esmeralda, Rosalinda dan lainnya yang tak bisa kuingat judulnya. Masih ingat dulu pulang sekolah selalu nonton Dulce Maria di film Carita de Angel. Kalo gak salah ceritanya sih, si Dulce Maria itu ibunya udah ninggal terus ibunya yang udah ninggal itu jadi ibu peri yang selalu nemenin Dulce Maria. Dia punya tante yang suka gonta-ganti wig setiap hari. Dulce Maria ini tinggal kayak di semacam asrama gitu, disana ada suster cantik, suster Cecilia. Ayahnya Dulce Maria yg udah duda ternyata suka sama suster Cecilia. Tapi si ayah udah punya pacar, tante jahat (lupa namanya). Kalo ada yang kangen, buka you tube aja deh hehe.

Kalo Amigos X Siempre, banyakan lupanya sih. Tapi tadi abis ngintip di you tube jadi inget lagi deh. Lagu pembukanya sih gak asing di telinga. Bahkan bisa dibilang dulu hapal banget sama lagunya. Dulu~... Telenovela ini menceritakan tentang anak perempuan yang punya kekuatan gitu, Anna. Ceritanya banyak berlatar di sekolah. Ada cowok baik hati, ada cowok kaya yg songong, ada juga genk cewek-cewek yg benci sama Anna. Seru deh pokoknya. 

Kalo Betty la vea, itu gadis culun yang kaca matanya tebel banget, pake kawat gigi, rambutnya panjang dikelabang mulu. Pokoknya jelek lah untuk ukuran wanita. Kalo gak salah, si Betty ini anak kantoran. Dia ketemu cowok ganteng yang dicintainya. Oleh karena itu penampilannya berubah jadi cantik gitu. 

Kalo Esmeralda, aku cuma ingat lagunya doang. Itu pun cuma bagian reff nya aja haha. Gak begitu mengikuti telenovelanya sih. Nah kalo Rosalinda, aku cuma ingat judulnya. Maklumlah gak pernah nonton, cuma lihat sekilas di iklan. Kebetulan juga ada temen yang nama belakangnya Rosalinda. Ada yang masa kecilnya ditemani telenovela? Beruntunglah, karena kau hidup di jaman bahagia. Haha. 

And now (2014)! In indonesia! Stasiun tv banyak yang menayangkan drama korea. Ada yang demam drama korea? Ada. Mereka hidup di sekitar kita. Hahaha. Aku sih jadi saksi betapa diterimanya drama korea di Indonesia. Drama korea yang pertama kali kutonton di TV yang melegenda itu judulnya Endless love sekitar tahun 2003an lah tayang di TV Indonesia. Pernah diputar ulang di ANTV sekitar thn 2013 lalu. Ceritanya tentang bayi perempuan yang tertukar ketika di rumah sakit. Yang satu beruntung punya keluarga bahagia yang berkecukupan. Ayah, ibu dan kakak yg sangat menyayanginya. Sedang yang satunya lagi malang, hidupnya pas-pasan dan sering dimarahi dan dipukuli ibunya. Nyaris ia hidup tanpa kasih sayang. Mereka berdua itu ternyata satu sekolah. Lalu tibalah pada suatu waktu, mereka mengetahui kebenarannya. Akhirnya mereka bertukar peran. Si kaya menjadi miskin, dan sebaliknya. Si kaya ternyata saling suka sama kakaknya sendiri yang notabene bukan saudara kandung. Untungnya mereka gak sedarah ya, jadi fine fine aja. Di jaman ini sih, drama korea belum banjir di TV Indonesia.

Drakor (drama korea) kedua yg kutonton itu Full House. Sekitar 2005, waktu itu sih aku masih kelas 5 SD. Ceritanya sih nikah kontrak gitu yang akhirnya jatuh cinta beneran. Pemainnya sih yang aku inget cuma Rain, gantengnya gak ketulungan. Pemeran utama ceweknya, Han Ji Eun (tau lah tulisannya yg bener kayak mana). Lanjuuuut, sekitar 2007 atau 2008 ya sekitar diriku kelas 8. Drakor berjudul Jewel in The Palace berhasil bikin sekolah gak tenang. Kelanjutan episode-episodenya selalu ditunggu. Sayang kalo sampe kelewatan. Drakor ini bertema kolosal gitu. Yang aku ingat cuma pemeran utamanya Jang Geum yang pinter masak plus pinter ngobatin orang sakit semacam tabib gitu. Jang Geum ini cerdas, cantik dan sabar orangnya. 

Nah mulai dari sini, TV Indonesia banyak menayangkan drama korea. Gak cuma dramanya aja, musik korea juga booming banget. K-pop. Sampe sekarang, ruh korea di Indonesia sangat hidup berkat entertainer-nya. 
Kira-kira 10 thn kedepan, gimana ya pertelevisian Indonesia? Anda penasaran? Sama, saya juga *ehh

Selasa, 16 Desember 2014

Bye, Semester 5!

Sebenarnya UAS sudah selesai semenjak kamis kemarin. Mudik? Tak menjadi seantusias semester yang lalu lalu. Ah, mungkin aku sudah mulai terbiasa disini. Jauh dari orang tua. Nahan dongkol hampir setiap hari. Ya, hitung-hitung menguji kesabaran. 

Semester 5 yang super dahsyat ini sudah kulalui. Semoga hasilnya memuaskan, sesuai dengan harapan. Masih terasa aroma kejar-kejaran deadline di satu malam, besoknya ujian dengan matakuliah yang berbeda dari tugas yang dikerjakan. Lalu kuliah mendadak di kampus ogan (1 jam dari kampus laya), siang pula. 

KLB alias Kejadian Luar Biasa banyak kualami di semester 5. Mulai dari bencana kabut asap di pertengahan semester 5 yang berlangsung cukup lama. Ini sangat menganggu pandangan. Karena tak kunjung hujan, asap susah hilang sementara hutan terus terbakar karena kering dan suhu panas. Dan kekeringan pun otomatis melanda daerah ini. Akupun merasakan dampak dari tak kunjung turunnya hujan ini. Kekeringan. Air susah di dapat, sumur2 kering. Musti hemat air. Untuk wudhu, 2 gayung, cukup. Mandi setengah ember, cukup. Baju tidur 2 kali pakai supaya tak banyak cucian. Nyuci baju seminggu sekali, hari minggu. Alhasil cucian menumpuk segunung. Nyuci dari jam 7 sampai jam 10, sudah biasa. Cuapeeek, kayak tukang laundry. Masih tentang kabut asap. Pagi-pagi kuliah pun serasa masih malam. Sempat satu hari, waktu kuliah pagi di kampus ogan saat kabut asap sedang parah-parahnya. Kiri kanan depan belakang bis asap semua. Jarak pandang tak sampai 1 km. Sesak, meskipun sudah pakai masker. Asap mengucur layaknya hujan. Sungguh parah kabut hari itu. Syukurlah bis yang ditumpangi aman. 

KLB lainnya, belum lama ini. Menjelang masa2 UAS. MACET total. Dari Permata sampai ke arah Palembang. Bus bukit, TM, bus dosen yang menuju indralaya semua balik arah. Karena tak ada akses untuk bisa menuju sini. Perkuliahan rata-rata diliburkan. Aku yang saat itu sudah terlanjur berangkat, mau tak mau harus melewati sela-sela truk dan bus. Ditambah jalan licin dan becek bekas hujan semalam. Serasa berada di film action. Di depan kampus pun mati langkah. Untung ada angkot yang masuk kampus. Sampai di kampus, benar saja. Tak ada yang kuliah kecuali kami (presentasi mandiri) supaya tak memperhambat UAS. Penyebab macet diketahui adalah truk kayu yang terbalik dan kayunya berceceran di jalan.

#latepost

Jumat, 17 Oktober 2014

Hallo, Seperlima Abad!

Hallo, 10 Oktober 2014. Jumat berkah untuk permulaan seperlima abad yang indah. Alhamdulillah, aku bisa menghirup udara Laya yang nyatanya sekarang dipenuhi debu dan jerebu (ind: kabut asap). Apa yang paling membahagiakan saat hari ulang tahun selain doa-doa baik bertaburan, kado-kado cantik menanti, cake berwarna cerah yang mempermanis hidupmu? Sungguh keberadaan orang di sekitar yang PEDULI, itu yang paling membahagiakan.

Mama, meski jauh disana. Beliau tahu anaknya ini sedang bahagia. Sebuah pesan singkat kuterima dari mama pagi sekali mewakili keluargaku di kampung halaman. Kejutan dari sahabat dan keluarga disini sungguh membuatku merasa betapa dicintai. Teman kecil, sahabat jauh, gebetan, mantan gebetan, kenalan dunia maya, semua datang memberi ucapan seraya mengirimkan doa. Seolah ada yang kurang. Kakak! Ia memang bukan kakak yang romantis dalam ucapan. Cuek. Kebanyakan kakak lelaki begitu. Aku paham.

Aku beruntung, benar-benar beruntung. Meski aku jauh dari keluarga, aku punya keluarga lain di tanah rantau ini. Sahabat-sahabat baik yang kami namai IDR48 (inspiring by JKT48). Bukan sok mau ngalahin popularitas JKT48, ya karena satu anggota kita ada yang suka JKT48 jadi kita ngikut aja. IDR bukan Indonesian Rupiah, tapi singkatan dari Indralaya, tempat kami bertemu dan menjalin persahabatan ini. Selain sahabat IDR48, kejutan 20 ini juga kudapat dari keluarga tempat aku tinggal saat ini. Para sepupu cantik yang baik hati, di sela kesibukan mereka ternyata masih menyempatkan diri untuk memberi kejutan untukku. Sungguh bahagia tak terkira membuncah di hari lahirku. Terima kasih :)

Jumat, 05 September 2014

A Little Thing of 5th Semester

Kuucapkan selamat datang semester 5. Aroma sibuk sudah tercium sejak hari pertama aku kembali ke daerah ini. Lalu seolah tugas bertambah. Tugas kuliah pastinya, dan tugas-tugas  lainnya diluar urusan kuliah. Sungguh semakin tinggi semester, dosen-dosennya pun semakin bervariasi. Jika sebelumnya tak ditemukan dosen killer atau apalah namanya, maka sekarang aku rasa beliau nyata. Pertemuan pertama dengan beliau, tak dipungkiri, rasa tegang sungguh terasa. Tak seperti biasanya. Gadget yang selalu berjejer dari meja ke meja kendati pun ada dosen di depan, kini semua berganti dengan buku Lehninger, binder dan pena. Suasana kelas mendadak hening. Bahkan untuk bergerak sedikit pun haruslah pelan supaya tak tercipta bunyi yang nantinya akan menganggu. Mata dan telinga harus benar-benar difungsikan. Tapi apalah daya, kuliah siang memang rentan terserang rasa kantuk meskipun sudah diantisipasi dengan minum capuccino sebelumnya. Selalu, hari senin makan siang pun terburu-buru. Takut kalau telat, beliau akan marah.

Duduk rapi dan hening seperti itu sungguh bertentangan dengan dosen yang satunya. Entahlah, rasanya sama menegangkan dengan dosen yang telah diceritakan sebelumnya. Apabila benar-benar diselidiki, mereka sungguh berbeda. Bahkan bagai air dan api. Cara berpikir dan mengajarnya. Dosen yang satu ini, -sebut saja Bapak X- sangat menuntut keaktifan dan inisiatif mahasiswanya. Sangat tidak menyukai sistem “robot” yang diterapkan seperti dosen tadi. Sayangnya, beliau selalu kesal karena mahasiswanya tak bisa seperti apa yang ia inginkan. Sadari bahwa mahasiswanya ini, termasuk aku adalah produk sistem “robot”. Mengerjakan sesuatu, tunggu ada perintah. Bapak X tak suka yang seperti itu. Simple namun sangatlah rumit. Apa yang Bapak X katakan maupun yang beliau perintahkan benar-benar susah untuk dipahami. Jujur saja, aku sering kebingungan memaknai setiap penjelasan beliau. Apakah itu denotatif atau bahkan konotatif? Susah dibedakan, susah ditebak maunya apa.

Menarik jika semua karakter dosen semester 5 aku jabarkan satu per satu. Namun yang benar-benar berhasil membuat tegang, hanya 2 dosen ini. Luar biasa. Tak akan terlupakan. Dunia kampus tak hanya seputar dosen, mahasiswa. Satu elemen penting yang sama pentingnya dengan tugas kuliah adalah amanah organisasi. Semester 5 adalah puncaknya sibuk organisasi. Jabatan-jabatan penting dalam organisasi ada di tangan mahasiswa semester 5. Bagi yang tak bisa biasa mengatur waktu, mungkin akan tumpang tindih dengan kuliah. Tekanan dari dalam diri untuk mampu menunaikan amanah, semakin kuat jika mengingat himpunan ini tak pernah mengadakan event besar sebelumnya. Event ini harus kami laksanakan, jika tidak kepengurusan angkatan dibawah kami yang akan merasakan efeknya.

Padatnya jadwal kuliah ditambah beban berat himpunan itu jadi pemanis di semester 5. Beruntungnya, selalu ada jalan untuk bisa melewatinya dengan cantik oleh 34 wanita hebat dan 2 bidadara yang masih bertahan. Aku harap semua bisa sesuai rencana. Kuliah berbanding lurus dengan organisasi. Seperti laju reaksi yang berbanding lurus terhadap perubahan konsentrasi.


#Chem

Selasa, 26 Agustus 2014

Hati-hati!

Kita tak akan pernah tahu bila tak diberi tahu. Sebuah pembelajaran bagi saya pribadi malam ini. Mungkin hal yang amat lumrah jika kita mendengar pribahasa "Banyak jalan menuju Roma". Kita tahu bahwa arti dari pribahasa itu adalah ada beribu jalan menuju kesuksesan. Ya, intinya itu. Semua orang pun tahu Roma tempat suci umat Nasrani. Saya sendiri yang seorang muslim memang tak pantas mengagungkan tempat itu. Memang, bukan itu maksud yang ingin saya sampaikan. Nampaknya saya terlalu bahagia. Allah SWT sudah kirimkan kejutan manis hari ini. Hanya ingin berbagi kebahagiaan dan sedikit memotivasi yang lain. Mungkin caranya belum benar.

Pemikiran orang itu beda-beda, ada yang luas pemahamannya dan ada yang sempit. Orang awam yang miskin ilmu dan menutup diri untuk belajar lebih (cuek) macam saya tidak pernah berpikir se-detail itu. Beruntung, teman lama yang satu ini mau mengingatkan. Sebagian yang lain tahu tapi acuh, tidak berani berpendapat, malu-malu, atau mungkin tidak tahu. Saya manusia biasa, sempat shock dan merasa terpojokkan dengan hal ini. Berhari-hari mungkin akan selalu terngiang.

Sekali lagi saya tekankan bahwa, kejadian ini merupakan pembelajaran luar biasa bagi saya. Ini yang perlu dicamkan betul-betul "Ingat, Kelihatan Sepele tapi berawal dari hal Sepele itulah muncul propaganda pada generasi seterusnya." Saya yang selalu berpikir dua, tiga, empat kali untuk melakukan sesuatu tapi nyatanya di lapangan sering kali melakukan sesuatu seperti "tak dipikirkan dulu". Saya sengaja tak menghapus status yang saya buat meskipun sejujurnya ada rasa malu. Saya ingin semua belajar. Belajar dari kesalahan yang sudah saya buat. Belajar agar tak melakukan kesalahan yang pernah saya lakukan. Instrospeksi kalau-kalau pernah atau bahkan masih menggunakan istilah "Roma" (bagi yang Muslim). 

Mari kita bercermin pada kejadian ini. Menjadikannya sebuah pelajaran berharga bagi kita. Saya sering kali mewanti-wanti diri saya sendiri. Apalagi di era modern dan makin canggih. Siapa pun bebas berpendapat. Namun ingat, harus HATI-HATI! Kita musti pandai menggunakan media sosial. Bisa jadi itu akan menjadi bumerang bagi kita. Bicara juga harus benar, jangan sampai menyakiti hati orang lain. Prilaku juga harus dijaga. Jangan mudah marah dan berkecil hati jika diberi tahu. Terkhusus untuk saya pribadi yang sedang berproses.

#Neng

Minggu, 24 Agustus 2014

Is It Friendship?

Cerahnya petang ditambah gemuruh angin di luar sana terasa sampai ke dalam rumah. Meli duduk di ruang tamu sembari menghirup teh hangat sendirian. Dering handphone menemaninya. Meli membuka dengan harap, tetapi hanyalah sebuah broadcast tak penting yang masuk. Meli sadar dirinya sungguh sendiri. "Ah, tapi aku banyak teman kok di luar sana.", gumamnya. "Tapi kemana teman-temanku? Mereka sedang apa ya? Kenapa tak ada yang menghubungiku? Sania dan Via yang selalu berbagi cerita denganku pun sekarang tak pernah menghubungiku lagi."

Meli, Sania dan Via sudah berteman sejak tiga tahun lalu. Perkenalan awal yang saling malu-malu di sekolah, nyatanya membuat mereka sangat akrab lebih dari sekedar saudara. Di sekolah ketiganya memiliki prestasi yang sama hebatnya. Kemana-mana selalu bersama, membeli barang-barang sama, liburan bersama, bahkan mereka sering nginep bersama. Mereka menamai diri mereka dengan sebutan COMEL. Yah, celetukan si Sania saat mereka sedang menonton kartun dari negara tetangga. "Comel itu artinya lucu yah? Kita kan lucu-lucu. Gimana kalo nama genk kita COMEL aja?" Meli dan Via hanya mengangguk, tanda setuju. Keakraban makin terasa saat mereka melapas masa remajanya bersama-sama. Melakukan kenakalan-kenakalan biasa yang dilakukan siswa lainnya. Pulang telat ke rumah bukan masalah bagi keluarganya. Oh, bangganya mereka saat ini yang berbalut putih abu dengan garis tiga di lengan kanan.

Angan Meli menembus waktu. Betapa Sania dan Via sangat berarti baginya. Semua berubah, persis ketika Sania yang selalu mau berbagi kini memutuskan untuk lebih banyak diam dan menghilang dari orang-orang di sekitarnya. "Vi, kenapa ya Sania susah dihubungi?". "Mungkin lagi pengen sendiri. Biarin aja lah Mel." itu balasan SMS dari Via yang kutanya beberapa minggu lalu. Via yang dulunya ramah, selalu ada basa-basi di setiap SMS-nya kini pun mendadak menjadi gadis jutek. Pikir Meli kemana-mana. Bertanya apa yang salah pada mereka, pada dirinya. "Apa mungkin karena Via sudah punya pacar, dia jadi cuek sama aku? Apa mungkin Sania lagi sakit hati sama cowok? Atau mungkin aku pernah buat salah sama mereka yang gak aku sadari."

Sabtu kemarin, Sania tak masuk. Entah apa alasannya, tak seorang pun yang tau. Sasaran utama yang ditanya guru, pastilah Meli dan Via. Mereka yang tak tau apa-apa, bingung harus menjawab apa. "Mel, orang itu yang kalo biasanya terlihat selalu bahagia sebenernya ada seribu kesedihan yang ditutupinya. Gak kayak kamu yang suka ngadu ke mama dan nangis mulu tiap ada masalah." sela Kak Fitri saat Mela sedang menceritakan masalah ini kepada ibunya. Apa yang dikatakan Kak Fitri ada benarnya juga. Sania tak pernah menceritakan tentang sesuatu yang sedih atau berbau kekecewaan padanya maupun Via. "Apa mungkin Sania tidak percaya padaku?" tanya Meli dalam hati.

Persahabatan yang mereka sebut ini, kini sudah diujung tanduk. Tak ada lagi rasa saling percaya di antara mereka. Sebuah senyum dan tawa saat bersama pun dirasa hanya sekedar saja. Tak ada kumpul bersama, makan bersama, jalan bersama. Gelang couple yang selalu mereka pakai, sekarang sudah entah kemana. Pulang sekolah pun kini sendiri-sendiri. Via yang selalu dijemput pacarnya, Sania yang selalu pulang duluan tanpa pamit kepada Meli. Kini semua telah berubah. Semua yang dulunya terasa indah jika bersama, kini terasa hambar. Obrolan tak ada lagi yang menarik. Inikah yang disebut persahabatan? Ah, tak terasa teh di meja sudah dingin dan tinggal setengah. Meli kembali berkaca pada masa lalu. Ia tak ingin kejadian ini semakin menjadi. Ia sadar bahwa ia tak akan bisa hidup sendiri. Tak baik berdiam sesama teman. 

Sabtu, 23 Agustus 2014

Belenggu

Pada dingin yang mendekap malam gelap ini, aku bertanya siapa yang benar-benar tulus? Haikal yang sudah bertahun-tahun pergi entah kemana tapi masih menetap di hatiku untuk jangka waktu yang cukup lama. Ataukah Andi yang sedikit-sedikit mulai mencuri hatiku? 
Akhir-akhir ini, pekerjaan membuat aku dan Andi harus bersama untuk beberapa waktu. Aku tak mengenal Andi Septoadi lebih dari sekedar nama. Entah mengapa, dia lebih banyak mengetahui tentangku. Meski terlihat masih malu-malu, tapi sikapnya menunjukkan perhatian yang lebih dari sekedar rekan kerja. Andi yang kutahu adalah sosok yang religius dan aktif dalam kegiatan kemanusiaan. Beberapa kali aku diajaknya untuk ikut dalam kegiatannya dan selalu kutolak. Bukan tak mau berpartisipasi dalam kegiatan kemanusiaan, tetapi aku malu bila harus bertemu dengannya. Aku dan Andi tak pernah saling bicara langsung. Perkenalan pertama kami melalui media sosial. Aku yang saat itu tahu bahwa Andi adalah rekan sekantorku, maka kami saling berkenalan lewat dunia maya dengan maksud agar tak dibilang sombong sekaligus menambah banyak teman di kantor. Maklumlah, saat itu aku adalah karyawan baru di kantor tersebut.  Kami menjadi sangat akrab di media sosial, bahkan sudah seperti teman lama yang dipertemukan kembali.
Kami memang satu kantor, berada di dalam gedung yang sama setiap harinya. Akan tetapi kami berbeda program. Aku seorang pembaca sekaligus penulis berita yang berada di studio 3. Sedangkan Andi merupakan produser sebuah variety show di lantai 5 gedung ini. Pria ini sering kulihat saat makan siang di kantin. Postur tubuh tinggi yang melebihi tinggiku. Hitam manis. Dari wajah dan namanya aku memprediksikan bahwa dia adalah orang Jawa atau mungkin keturunan Jawa. Tak sengaja beberapa kali kami berpapasan, aku tak bisa berkata apapun selain senyum seraya pergi meninggalkannya.
Beberapa saat dia terlihat manis di media sosial. Pria yang mengibaratkan seorang wanita sepertiku adalah mentari pagi baginya yang selalu menghangatkan dan membawa keceriaan baginya. Itu sebuah pertanda bahwa kehadiranku sudah lama di hati Andi. Hal itu terdengar berlebihan jika mengingat usia perkenalan kami yang masih seumur jagung, bisa-bisanya Andi mengumpamakan aku seperti mentari pagi. Aku masih tidak percaya hal itu. Relung hatiku yang masih terbelenggu oleh ketidakpastian Haikal kala itu, membuatku sulit untuk menerima pria lain.

***
(to be continued)

Minggu, 13 Juli 2014

Minggu Pagi di Bulan Juli

Hujan tak hentinya turun dari langit sejak semalam membuat kota yang dingin ini menjadi semakin dingin. Tidak ada kegiatan yang bisa kulakukan di luar rumah. Sudah pukul delapan pagi namun langit masih gelap berselimutkan awan hitam laksana hari masih subuh. Tak terlihat mentari pagi ini. Di sudut ruangan nampak sebuah buku lusuh. Sebuah catatan 5 tahun lalu kutemukan. Buku yang menyimpan berjuta kenangan. Tulisan tak beraturan sering kali aku temukan. Iya, itu tulisanku dulu yang tergesa-gesa takut ketauan ibu. Atau ketika itu, aku menulis dengan emosi yang meluap-luap. Beberapa kalimat polos ala anak ABG kutemukan di akhir catatan pula. Ini yang menarik perhatianku, pada lembar ke sembilan di catatan itu, aku temukan betapa miripnya dengan apa yang terjadi hari ini. Sama, tepat di Bulan Juli. Dunia ini memang misterius, tak kusangka.


Dua album dari Tulus tak cukup menemani. Beberapa lagu up beat dari Demi Lovato kuputar untuk sekedar menambah semangat pagi ini. Fokusku masih pada catatan yang baru aku temukan itu. 1,2,3 keinginanku sejak dua tahun lalu kutemukan juga di catatan itu. Sebagian sudah di-check list yang menandakan bahwa sudah tercapai. Hanya yang sedikit mustahil yang belum bisa kugapai. Selagi masih ada asa, jalan masih panjang dan diri masih mampu maka yang dirasa mustahil itu mungkin suatu saat nanti bisa mendapat check list dariku. Aamiin ya Robbal 'alamiin. Minggu pagi di Bulan Juli.

NB : diulang beberapa kali sampai akhirnya bisa dipublikasikan

Selasa, 01 Juli 2014

Sisi Lain: PILPRES

Tanggal 9 Juli 2014, seluruh rakyat Indonesia yang sudah mempunyai hak pilihnya akan merayakan pesta demokrasi. Bertepatan dengan bulan suci Ramadhan, harusnya menjadikan PILPRES ini menjadi PEMILU yang jujur dan bermartabat. Sedikit saya jelaskan bahwa PILPRES tahun ini hanya ada dua pasang capres dan cawapres. Suara rakyat Indonesia terbelah menjadi dua. Karena hanya dua pasang calon, jelas saja membuat persaingan semakin panas. Masing-masing simpatisan dari kedua calon juga saling memojokkan satu sama lain. Kampanye hitam pun tak terelakkan. Mengenai kampanye hitam, rasanya tak baik jika terus dilanjutkan karena akan menodai kesucian Ramadhan itu sendiri. Berbicara tentang kampanye, musisi dan artis serta simpatisan juga makin kreatif. Dari pernak-pernik capres-cawapres, poster, yel-yel, bahkan lagu "kebangsaan" masing-masing calon ditata apik dan menarik. Kampanye macam ini patut diapresiasi. Saya pribadi sangat tidak menyukai simpatisan yang terlalu fanatik untuk mendukung capres-cawapres tertentu. Berkoar-koar terlalu kasar di media sosial untuk menyudutkan satu sama lain. Tidakkah disadari bahwa prilaku seperti ini rentan sekali memicu perdebatan yang bermuara pada perpecahan. Siapa pun yang akan terpilih menjadi presiden dan wakil presiden nantinya, sudah pasti tujuannya sama menginginkan Indonesia menjadi lebih baik. Tak ada suatu pemimpin yang ingin menghancurkan bangsanya sendiri. Memantapkan pilihan sebelum H-1 merupakan sebuah keharusan. Caranya dengan banyak mencari informasi dan sesering mungkin menonton debat capres-cawapres yang banyak ditayangkan di televisi. Akan lebih baik jika pilihan kita tersebut disimpan saja tanpa harus diberitahu kepada siapa pun. Saya sedikit khawatir karena banyaknya akun di facebook maupun twitter yang secara terang-terangan mendukung salah satu calon. Fenomena ini meresahkan hati saya. Saat di bangku sekolah, tentu saja kita semua diajarkan mengenai asas pemilu LUBER JURDIL yang disingkat dari Langsung Umum Bebas Rahasia Jujur Adil. "Langsung berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya secara langsung dan tidak boleh diwakilkan. Umum berarti pemilihan umum dapat diikuti seluruh warga negara yang sudah memiliki hak menggunakan suara. Bebas berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya tanpa ada paksaan dari pihak manapun, kemudian Rahasia berarti suara yang diberikan oleh pemilih bersifat rahasia hanya diketahui oleh si pemilih itu sendiri. Jujur mengandung arti bahwa pemilihan umum harus dilaksanakan sesuai dengan aturan untuk memastikan bahwa setiap warga negara yang memiliki hak dapat memilih sesuai dengan kehendaknya dan setiap suara pemilih memiliki nilai yang sama untuk menentukan wakil rakyat yang akan terpilih. Adil adalah perlakuan yang sama terhadap peserta pemilu dan pemilih, tanpa ada pengistimewaan ataupun diskriminasi terhadap peserta atau pemilih tertentu. Asas jujur dan adil mengikat tidak hanya kepada pemilih ataupun peserta pemilu, tetapi juga penyelenggara pemilu. (http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum_di_Indonesia)".
Mendukung salah satu calon secara terang-terangan bukankah akan menodai asas RAHASIA? Tanyakan pada dirimu sendiri. 

Minggu, 18 Mei 2014

Tipe-tipe Mahasiswa

Pada dasarnya, mahasiswa merupakan orang yang menuntut ilmu di sekolah tinggi. Sama halnya dengan seorang siswa, tugas utama dari mahasiswa adalah belajar. Akan tetapi, kehidupan kampus banyak mengajarkan mahasiswa tentang segala sesuatu di luar dari tugas utamanya. Berikut akan saya jelaskan tentang beberapa tipe mahasiswa menurut survey selama saya menjadi mahasiswa.
1.        Mahasiswa Pendulang Prestasi
Mahasiswa yang satu ini, sangat fokus kepada kegiatan akademiknya. Tentunya memiliki ambisi yang besar untuk memenangkan suatu perlombaan dalam hal akademik pastinya. IPK aman lancar, selalu di atas 3. Kekurangan dalam tipe ini adalah mahasiswanya individual. Sosialisasi antarmahasiswa kurang jadi pergaulannya terbatas.
2.        Mahasiswa Pecinta Organisasi
Mahasiswa yang satu ini adalah mahasiswa yang sangat menomorsatukan  organisasinya. Perkuliahan dijadikan yang nomor dua. Padahal sudah dijelaskan sebelumnya kalau tugas utama mahasiswa adalah belajar. Mahasiswa yang satu ini cenderung  asal-asalan dalam mengerjakan tugas.
3.        Mahasiswa Sukses Prestasi dan Organisasi
Mahasiswa tipe ini adalah mahasiswa yang diidam-idamkan setiap mahasiswa.  Sukses kuliah, organisasinya juga sukses. Sulit memang membagi waktu kuliah dengan organisasi. Bukan cuma kuliah yang lancar tapi prestasi yang diraih di luar kuliah juga banyak.
4.        Mahasiswa Wirausahawan
Tipe ini adalah mahasiswa yang belajar berwirausaha di kampus. Sekedar berjualan pulsa, kartu perdana, keperluan kuliah, atau yang lainnya. Biasanya untung yang dibandrol tidak begitu besar karena memahami keuangan sebagai sesama mahasiswa.
5.        Mahasiswa Pecinta Kosan
Waktu di kampus selalu ingin pulang ke kosan. Entah memiliki daya tarik apa kosan tersebut sehingga selalu dirindukan tuannya. Biasanya mahasiswa ini kurang mengenal kehidupan kampus dan anti-organisasi.
6.        Mahasiswa Suka Mudik
Yuhuu, mungkin ungkapan home sweet home sangat diterapkan pada mahasiswa ini. Setiap ada libur, pikirannya selalu ingin mudik. Kalau sudah di rumah, semua tugas pasti terbengkalai. Hal yang bisa dilakukan di rumah hanyalah tidur dan makan. Itu yang pokok. Jadi saran saya, mudiklah si saat yang tepat. Atau dengan kata lain, mudik saat tak ada deadline tugas.
7.        Mahasiswa Pencari Kesenangan
Dengan kuliah kita bisa senang karena bertemu dengan teman-teman. Biasanya mahasiswa yang satu ini memiliki masalah dengan kegiatan di luar kuliahnya. Mungkin di kosan tidak nyaman jadi mencari kesenangan di kampus.
8.        Mahasiswa Sekedar Kuliah
Sesuai dengan tugas utama mahasiswa yaitu belajar. Mahasiswa tipe ini menganggap kuliah sebagai keterpaksaan. Umumnya tidak punya ambisi terhadap perkuliahan dan kuliahnya biasa-biasa saja.
Itulah tipe-tipe mahasiwa yang sudah saya amati selama ini. Jika ada yang ingin menambahkan beberapa tipe mahasiswa lainnya, bisa ditambahkan dalam kolom komentar.

Kamis, 15 Mei 2014

Rindu Nge-blog

Asik blog walking si doi, baru sadar deh kalo udah lama gak nge-blog. Bisa dibilang udah jarang banget buka blog kecuali cari tugas dari blog orang lain :D Pas buka blog juga bingung mau nulis apaan. Yah, kali ini mungkin sekedar curhatan seorang anak manusia yang mengabaikan blognya berbulan-bulan. *Maafin aku ya* Terkesan agak lebay sih hehehe. Sesuai sama judul kali ini, -Rindu Nge-blog- ya jadi kali ini bisa saya ceritakan alasan saya gak nge-blog selama berbulan-bulan tadi. Bukan apa-apa, kalo yang belum tau sih saya adalah mahasiswa semester 4 sekarang. Di program studi saya, mahasiswa tahun ke-2 itu emang masa sibuk-sibuknya. Laporan praktikum tiap minggu selalu menanti. Bukannya satu atau dua lembar bahkan seminggu bisa 40 lembar yang harus di tulis tangan. Serem kan? Tapi semuanya sudah berlalu, semester 4 akan segera usai. UAS tinggan satu mata kuliah dan itu jadwalnya selasa dan rabu depan. Well, buat ngisi waktu liburan akhir pekan yang panjaaaaaaang ini *kamis-jumat-sabtu-minggu-senin* nge-blog kayaknya asik. Belajar, pasti dong, tapi refresh otak boleh kali ya? hehe. Oke, kita lupakan cerita gak jelas kayak barusan. Jadi alasan pertama gak nge-blog adalah nulis laporan praktikum yang bejibun dan tugas kuliah lainnya yang serba deadline. Kedua, sibuk ngurusin himpunan. Saya emang bukan anak organisasi tapi entah ada angin apa saya mengajukan diri buat jadi ketua departemen. Dan departemen tersebut sangat vital dalam sebuah organisasi. Entahlah, saya sering banget melakukan hal yang sejatinya terkesan tidak dipikirkan matang-matang. Udah nunjuk di depan orang banyak, harus tanggung jawab dong. Iya, sekarang fokus sama itu aja. Mulai mencintai apa yang seharusnya dilakukan seorang ketua departemen. Tapi jujur, sejujur-jujurnya, ngumpulin orang dalam sebuah organisasi itu susah pake banget deh. Yah, tugas saya harus kayak gitu. Mempererat silaturahmi antaranggota. Ketua departemen yang baik adalah orang yang punya RPP alias Rencana Pelaksanaan Proker. Terinspirasi dari beberapa mata kuliah yang sering membahas RPP, RPP dalam organisasi sama pentingnya kalo jadi guru nanti yang harus punya RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Supaya organisasi terarah :D Itu dia dijelaskan alasan kenapa gak nge-blog. Cuma dua dan agak njelimet juga penjelasannya hihi. Tapi cukup mengobati rasa rindu akan nulis sesuatu di-blog. Pelajaran yang bisa kamu ambil dari cerita ini adalah jangan mengabaikan sesuatu yang kecil sekali pun. 

Rabu, 14 Mei 2014

Kompetensi Kepribadian

PROFESI KEPENDIDIKAN
KOMPETENSI KEPRIBADIAN
 








          Nama                           : Tiara Octa Piranti (06121010012)
   Ina Ayu Nengtyas (06121010013)
            Kelompok                   : 6
Dosen Pengasuh          : Drs. Imron Abdul Hakim
  Drs. A. Rachman Ibrahim, M.Sc.Ed.

                  
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah profesi kependidikan.
 Dalam penulisan makalah ini, penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT dan kedua orang tua serta kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini terutama kepada Bapak Drs. Imron Abdul Hakim dan Bapak Drs. A. Rachman Ibrahim, M.Sc.Ed. selaku dosen pengasuh, serta teman-teman Pendidikian Kimia 2012.
. Penulis berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan. Penulis juga mengharapkan agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembacanya.


                                                                                    Indralaya, 15 Februari 2014


                                                                                                Penyusun



DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 1
1.3 Tujuan............................................................................................................. 2
BAB II Pembahasan
2.1 Pengertian Kompetensi................................................................................... 3
2.2 Pengertian Kompetensi Kepribadian.............................................................. 4
2.3 Kompetensi Kepribadian yang Harus Dimiliki Guru...................................... 5
2.4 Aspek-aspek Kompetensi Kepribadian Guru.................................................. 7
2.5. Hubungan antara Kompetensi Kepribadian dan Guru................................... 8
2.6. Contoh Nyata Kompetensi Kepribadian Guru............................................... 8
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan..................................................................................................... 10
3.2 Saran............................................................................................................... 10
Daftar Pustaka...................................................................................................... 11



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Manusia pada umumnya mempunyai masing-masing peran dalam kehidupan berkaitan dengan keberadaan dirinya. Sebagai makhluk sosial tentunya setiap insan harus menerima penilaian dari orang-orang di sekitarnya berdasarkan perilaku yang ditampilkannya baik secara individu maupun sosial. Dimanapun seseorang berada pasti akan mendapat sorotan dari masyarakat di sekitarnya.
Terlebih lagi bagi seseorang yang mempunyai peran sebagai seorang guru. Posisi kehidupan guru tentu akan mendapat penilaian yang beragam dari masyarakat di sekitarnya. Seorang guru dituntut mempunyai dedikasi yang tinggi untuk menggeluti dunia keguruan. Seorang guru juga dituntut memahami hakikat profesi keguruan yang tidak lepas dari persoalan individu dan sosial guru.
Pelaksanaan tugas sebagai guru harus didukung oleh suatu perasaan bangga akan tugas yang dipercayakan kepadanya untuk mempersiapkan generasi masa depan. Untuk itu seorang guru memerlukan suatu kompetensi dalam melaksanakan tugasnya. Suatu kompetensi kepribadian seorang guru yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

1.2  Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud kompetensi kepribadian?
2.       Apa saja kompetensi kepribadian guru?
3.      Apa saja aspek-aspek kompetensi kepribadian guru?
4.      Apa hubungan antara kompetensi kepribadian dan guru?
5.      Apa contoh nyata dari kompetensi kepribadian guru?


1.3  Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Mengetahui pengertian kompetensi kepribadian.
2.      Mengetahui kompetensi kepribadian guru?
3.      Mengidentifikasi aspek-aspek kompetensi kepribadian guru?
4.      Mendeskripsikan hubungan antara kompetensi kepribadian dan guru?
5.      Mendeskripsikan contoh nyata dari kompetensi kepribadian guru?



















BAB II
PEMBAHASAN

2.1         Pengertian Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan secara umum yang harus dikuasai lulusan (Mukminan, 2003 : 3). Menurut Hall dan Jones (Mukmina, 2003, 3) menyatakan kompetensi adalah pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan secara bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dari kemampuan yang dapat diamati dan diukur. Salah satu ciri sebagai profesi, guru harus memiliki kompetensi sebagaimana dituntut oleh disiplin ilmu pendidikan (pedagogi) yang harus dikuasainya. Dalam hal kompetensi ini, Direktorat Tenaga Kependidikan telah memberi definisi kompetensi sebagai pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.
Berdasarkan Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pada BAB IV kualifikasi dan kompetensi, pasal 7 ayat 2 berbunyi : Kompetensi guru sebagai agen pembelajaran meliputi kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Tetapi pada pembahasan ini, hanya dibatasi pada kompetensi kepribadian. Menurut Usman (2004) Kemampuan pribadi meliputi :
1. kemampuan mengembangkan kepribadian
2. kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi
3. kemampuan melaksanakan bimbingan dan penyuluhan.
Kompetensi diartikan sebagai kemampuan, maka kompetensi guru adalah kemampuan seorang tenaga pengajar atau tenaga pendidik dalam menjalankan tugasnya. Daeng Sudirwo (2002:76) menyatakan : ”Kompetensi artinya kewenangan, kecakapan ataupun kemampuan. Disini lebih tepat kalau kompetensi diartikan dengan kemampuan”. Echols & Shadily dalam Suwardi (2007:3), menyatakan bahwa: “kata kompetensi berasal dari Bahasa Inggris competency sebagai kata benda competence yang berarti kecakapan, kompetensi, dan kewenangan”.
Suharsimi (1993:249), mengemukakan bahwa : ”Konsep kompetensi tidak sekedar perbuatan yang tampak dan dapat dilihat, akan tetapi kompetensi juga berkaitan dengan potensi-potensi untuk melakukan tindakan. Misalnya, pengetahuan merupakan potensi yang mendukung tindakan.
Usman (1994:1) mengemukakan kompentensi berarti suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif. McAhsan (1981:45), sebagaimana dikutip oleh Mulyasa (2003:38) mengemukakan bahwa kompetensi: “…is a knowledge, skills, and abilities or capabilities that a person achieves, which become part of his or her being to the extent he or she can satisfactorily perform particular cognitive, affective, and psychomotor behaviors”. Dalam hal ini, kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.
Sejalan dengan itu Finch & Crunkilton (1979:222), sebagaimana dikutip oleh Mulyasa (2003:38) mengartikan kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan.

2.2.  Pengertian Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah komperensi yang berkaitan dengan prilaku pribadi guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nila-nilai luhur sehingga terpancar dalam perilaku sehari-hari. Kompetensi kepribadian merupakan sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan kemampuan pribadi dengan segala karakteristik yang mendukung pelaksanaan tugas guru. 
Pribadi guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan, khususnya dalam kegiatan pembelajaran. Pribadi guru juga sangat berperan dalam membentuk pribadi peserta didik, termasuk mencontoh pribadi gurunya dalam membentuk pribadinya. Sangat di butuhkan oleh peserta didik dalam proses pembentukan pribadinya. Kompetensi kepribadian memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan Negara, dan bangsa pada umumnya. Setiap guru di tuntut untuk memiliki kompetensi kepribadian yang memadai, bahkan kompetensi ini akan melandasi atau mejadi landasan bagi kompetensi-kompetensi lainnya. Dan yang paling penting adalah bagaimana dia menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan perbaikan kualias pribadi peserta didik. 
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial; bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga sebagai guru; dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma. Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial: menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru. Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial: menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak. Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani. Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.

2.3. Kompetensi Kepribadian yang Harus Dimiliki Guru
Guru sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar, memiliki karakteristik kepribadian yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangan peserta didik. Guru harus mempunyai kemampuan yang berkaitan dengan kemant\apan dan integritas kepribadian seorang guru.Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian.
Aspek-aspek kompetensi kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang guru yaitu: 
1.    Mantap dan stabil yang memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai norma hukum, norma sosial, dan etika yang berlaku, dan bangga sebagai guru.
2.    Dewasa, yang berarti mempunyai kemandirian untuk bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.
3.    Arif dan bijaksana, yaitu perilaku yang menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak, menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat.
4.    Berwibawa, yaitu perilaku guru yang disegani sehingga berpengaruh positif terhadap peserta didik.
5.    Memiliki akhlak mulia dan memiliki perilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik, bertindak sesuai norma religious, jujur, ikhlas, dan suka menolong.
Gumelar dan Dahyat (2002:127) merujuk pada pendapat Asian Institut for Teacher Education mengemukakan kompetebsi pribadi guru sebagai berikut:
1.    Pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama.
2.    Pengetahuan tentang budaya dan tradisi.
3.    Pengetahuan tentang inti demokrasi.
4.    Pengetahuan tentang estetika.
5.    Memiliki apresiasi dan kesadaran sosial.
6.    Memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan.
7.    Setia terhadap harkat dan martabat manusia.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kompetensi kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah sikap yang mencerminkan pribadi yang berakhlak mulia, berwibawa, bijaksana, dewasa, mantap dan stabil dalam menjalani tugasnya, memiliki pengetahuan berkaitan dengan bidangnya sebagai seorang pendidik dan pembina, juga harus mempunyai etos kerja yang tinggi dalam menjalankan tugasnya.

2.4. Aspek-aspek Kompetensi Kepribadian Guru
Seorang guru harus memiliki aspek-aspek kompetensi kepribadian, antara lain sebagai berikut :
1.    Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.
2.    Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
3.    Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa. 
4.    Menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.
5.    Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
6.    Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru, dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya.
7.     Pemahaman penghayatan dan penampilan nilai-nilai yang seyogyanya di anut oleh seorang guru.
8.     Penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para siswanya (Sanusi,1991 dalam Djam’an Satori, dkk, 2007)
9.    Memiliki kepribadian yang arif, yang ditunjukkan dengan tindakan yang bermanfaat bagi peserta didik, sekolah dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.




2.5. Hubungan antara Kompetensi Kepribadian dan Guru
            Peserta didik mendambakan kepribadian gurunya, karena itu seorang guru harus berani tampil beda dan unggul agar bisa di tiru dan di teladani oleh peserta didiknya. Guru harus berani tampil beda karena dituntut untuk memberikan dan memelihara pandangan tentang keagungan kepada peserta didiknya. Guru harus trampil dalam berkomunikasi dengan peserta didik disegala umur. Masalah kepribadian merupakan faktor yang menentukan terhadap keberhasilan melaksanakan tugas sebagai pendidik. 
Kepribadian dapat menentukan apakah guru menjadi pendidik dan pembina yang baik ataukah akan menjadi perusak masadepan anak didik. Kepribadian adalah unsur yang menentukan keakraban hubungan guru dengan anak didik. Kepribadian guru akan tercermin dalam sikap dan perbuatannya dalam membina dan membimbing anak didik. Seorang guru yang sejati akan menjadikan dirinya sebagai bagian dari anak didik yang berusaha untuk memahami semua anak didik dan kata-katanya, memahami kesulitan dalam hal belajar dan masalah diluar belajar yang dapat menghambat aktifitas belajar anak didik.
Berkenaan dengan kepribadian hal ini memang menjadi salah satu kompetensi yang amat penting. Guru sering memperoleh peran menjadi panutan atau idola untuk salah satu atau beberapa aspek kepribadian, misalnya sopan santun, tekun dan rajin belajar, dan sebagainya. Itulah sebabnya sikap dna perilaku guru dalam kehidupan sehari-hari menjadi salah satu ukuran untuk menentukan bentuk keteladanan guru bagi anak didiknya.

2.6. Contoh Nyata Kompetensi Kepribadian Guru
Contoh kompetensi kepribadian guru dari kehidupan nyata, kami ambil dari seorang guru yang mengabdi pada sebuah sekolah di Jawa Timur, beliau bernama ibu Ria Saituloh. Di lihat dari pendidikan terahir saat mengajar beliau masih setara dengan lulusan SMA, tetapi beliau sedang menjalani pendidikan S1. Beliau adalah salah seorang guru yang profesional. Karna dalam mengajar di dalam kelas beliau tidak pernah mencampur adukan urusan pribadinya. Beliau adalah sosok seorang guru yang berkepribadian baik, sabar, sederhana, dan berpenampilan baik. Banyak siswa yang senang di ajar olehnya. Selain mengajar mata pelajaran beliau juga mamapu memberi bimbingan terhadap siswa yang memilki masalah pribadi atau pun masalah yang berkaitan dengan pelajaran. Beliau memberi motivasi dan pengarahan positif terhadap siswa sehingga para siswa mampu merubah dirinya menjadi lebih baik. Beliau pun adalah seorang guru yang disiplin, ketika beliau menjumpai muridnya berbuat kesalahan beliau akan memberi hukaman dengan sewajarnya. Pada intinya beliau adalah sosok seorang guru yang berkepribadian baik yang mampu menjadi teladan bagi murid-muridnya.













BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Dari pembahasan materi yang telah dijabarkan, dapat disimpulkan bahwa kompetensi kepribadian guru adalah kompetensi yang berkaitan dengan perilaku pribadi yang khas dari guru itu sendiri berkaitan erat dengan falsafah hidup yang mengharapkan guru menjadi model manusia yang memiliki nilai-nilai luhur sebagai panutan bagi peserta didiknya.
Kompetensi kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah sikap yang mencerminkan pribadi yang berakhlak mulia, berwibawa, bijaksana, dewasa, mantap dan stabil dalam menjalani tugasnya, memiliki pengetahuan berkaitan dengan bidangnya sebagai seorang pendidik dan pembina, juga harus mempunyai etos kerja yang tinggi dalam menjalankan tugasnya.

3.2    Saran
Kompetensi kepribadian guru semuanya bermuara ke dalam intern pribadi seorang guru, baik kompetensi pedagogik, profesional, dan sosial. Tampilan kepribadian guru akan lebih banyak mempengaruhi minat peserta didik dalam mengikuti dan mengaplikasikan apa yang telah diajarkan oleh guru.  Pribadi guru yang santun, jujur, ikhlas, dan dapat diteladani mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan dalam pembelajaran.
Oleh karena itu, kita sebagai seorang guru dan calon guru harus memiliki aspek-aspek kepribadian guru guna menghasilkan anak didik yang cerdas, pintar, terampil, dan memiliki kepribadian yang sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang luhur.




DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2012. Kompetensi Kepribadian Guru. (online). http://www.m-edukasi.web.id/2012/04/kompetensi-kepribadian-guru.html, diaskes tanggal 17 Februari 2014.
Anonim.2012. Makalah Kompetensi Kepribadian. (online). http://lucyarizz13.wordpress.com/2012/11/02/makalah-kompetensi-kepribadian-makul-profesi-pendidikan/, diakses tanggal 17 Februari 2014.
Hidayat, Arip Septianto.2012. Makalah Tentang Kompetensi Kepribadian Guru.(online). http://arfhyuga.blogspot.com/2012/12/makalah-tentang-kompetensi-kepribadian.html, diakses tanggal 17 Februari 2014.
Semarmesem.2011. Kompetensi Kepribadian Guru. (online). http://kholisemar.blogspot.com/2011/11/kompetensi-kepribadian-guru.html, diaskes tanggal 17 Februari 2014.